A.
Pendahuluan
Proses pembelajaran merupakan suatu
proses yang sistematis, yang semua unsur komponennya saling berkaitan erat satu
sama lain untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan sistem ini adalah untuk
menimbulkan belajar (learning). Pembelajaran yang berkualitas ditentukan
oleh guru sebagai pengajar sekaligus perancang proses pembelajaran. Oleh karena
itu, guru harus mampu mengorganisasi pembelajaran dengan pedoman teori-teori
belajar dan desain pembelajaran yang dapat menimbulkan minat dan motivasi
peserta didik untuk belajar.
B.
Desain
Pembelajaran Menurut Dick & Carrey
Secara
umum, penggunaan desain pembelajaran menurut Dick & Carrey sebagai berikut:
1. Model
Dick&Carrey terdiri atas 10 langkah dengan maksud dan tujuan masing-masing
langkah jelas sehingga sesuai digunakan sebagai dasar untuk mempelajari model
desain yang lain
2. Sistem
yang terdapat dalam 10 langkah desain Dick & Carrey ringkas namun padat
berisi serta memiliki urutan yang jelas antar langkahnya.
3. Langkah
awal desainnya yakni mengidentifikasi tujuan pembelajaran sesuai dengan kurikulum baik dasarm menengah,
maupun perguruan tinggi.
Penggunaan model desain
Dick&Carrey dalam pengembangan suatu mata pelajaran memiliki maksud sebagai
berikut :
1. Agar
pada awal pembelajaran peserta didik memiliki gambaran tentang materi yang
harus mereka kuasai pada akhir pembelajaran;
2. Agar
terdapat keterkaitan antara masing-masing komponen pembelajaran, misalnya
antara strategi dengan hasil pembelajaran;
3. Agar
dapat menerapkan langkah-langkah dalam melakukan perencanaan desain
pembelajaran
Sepuluh langkah
desain pembelajaran menurut Dick & Carrey dijabarkan sebagai berikut :
1.
Mengidentifikasi
tujuan umum pembelajaran
Sasaran akhir
suatu program pembelajaran adalah tercapainya tujuan. Merumuskan tujuan umum
pembelajaran harus mempertimbangkan karakteristik bidang studi, karakteristik
peserta didik, dan kondisi lapangan. Menurut Dick & Carrey, tujuan
pembelajaran adalah gambaran tentang apa yang dapat dilakukan peserta didik
setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.
Keuntungan
yang diperoleh dari perumusan tujuan pembelajaran yang jelas adalah (1)
meningkatkan efisiensi dan efektivitas siswa dalam belajar serta membantu
memusatkan perhatian; (2) memudahkan guru dalam menentukan metode, strategi,
media, dan langkah kegiatan pembelajaran; (3) memudahkan guru dalam menyusun
evaluasi hasil belajar.
Beberapa
pendapat paa ahli tentang rumusan tujuan pembelajaran diantaranya :
a.
Menurut
Miarso, rumusan tujuan pembelajaran yang baik adalah menggunakan istilah yang
operasional, berbentuk hasil belajar, berbentuk tingkah laku, dan jelas hanya
menguukur satu tingkah laku.
b.
Menurut
Mudhofir, rumusan tujuan pembelajaran yang baik adalah formulasi dalam bentuk
yang operasional,bentuk produk belajar, dalam tingkah laku peserta didik, jelas
tingkah laku yang ingin dicapai, hanya mengandung satu tujuan belajar, tingkat
keluasan yang sesuai, rumusan kondisi jelas dan mencantumkan standar tingkah
laku yang dapat diterima.
c.
Menurut
Degeng, tiga komponen utama rumusan tujuan pembelajaran adalah perilaku,
kondisi, dan derajat kriteria keberhasilan.
d.
Menurut
Instructional Development Institut, disamping perilaku, kondisi, dan derajat
keberhasilan, hal yang harus dipertimbangkan adalah sasaran.
2.
Melaksanakan
analisis pembelajaran
Analisis
pembelajaran sebagai acuan dasar untuk menentukan langkah-langkah desain
berikutnya. Menurut Dick&Carrey, tujuan pembelajaran perlu dianalisis untuk
mengenali keterampilan-keterampilan bawahan yang harus dikuasasi peserta didik
untuk dapat belajar tertentu. Analisis pembelajaran akan memberi gambaran
susunan perilaku khusus dari awal hingga akhir pembelajaran. Untuk
mengetahuinya, dilakukan pendekatan hierarki yang menuntut peserta didik mampu
memecahkan masalah atau melakukan kegiatan mengumpulkan informasi dengan cara
baru, misalnya mengklasifikasi ciri-cirinya, atau menerapkan teori untuk
memecahkan masalah.
3.
Mengidentifikasi
tingkah laku masukan dan karakteristik siswa
Langkah ini
diperlukan untuk mengetahui kualitas dan karakteristik individu peserta didik
sehingga dapat dijadikan acuan menentukan strategi pengelolaan pembelajaran
yang tepat. Aspek yang diungkap meliputi bakat, motivasi, gaya belajarm
kemampuan berpikir, minat, dan kemampuan awal peserta didik. Kesemua aspek
tersebut dapat digali melalui beberapa cara misalnya melalui teknik tes atau
nontes (angket, kuesioner, dll)
4.
Merumuskan
tujuan performansi
Menurut
Dick&Carrey, tujuan performansi terdiri atas :
a.
Perilaku
yang akan dikuasai oleh peserta didik sebagai hasil belajar;
b.
Keadaan
dan kondisi yang menjadi syarat munculnya perilaku sebagai hasil belajar;
c.
Kriteria
tercapainya perilaku yang diharapkan sebagai hasil belajar.
5.
Mengembangkan
butir-butir tes acuan patkan
Tes
acuan patokan terdiri atas soal-soal yang secara langsung mengukur istilah
patokan yang dideskripsikan dalam tujuan khusus. Tes acuan patokan disebut juga
tes acuan tujuan (objective reference test)
Pengembangan
tes acuan patokan perlu dilakukan karena hasil tes pengukuran berguna untuk (1)
mendiagnosis permasalahan kurikulum (2) memeriksa hasil belajar untuk menemukan
kesalahan sebagai pedoman dilaksanakan pengulangan/remidial, serta (3) sebagai
dokumen kemajuan belajar.
Dalam
mengembangkan tes acuan patokan, Dick & Carrey merekomendasikan 4 macam
tes, yaitu :
a.
Test entry behaviors
Test
entry behaviors
merupakan tes acuan patokan untuk mengukur keterampilan pada permulaan
pembelajaran.
b.
Pretest
Pretest merupakan tes
acuan patokan yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran untuk mengetahui
tingkat penguasaan pengetahuan peserta didik terhadap keterampilan prasyarat.
c.
Tes
sisipan
Tes
sisipan merupakan tes acuan patokan yang melayani fungsi mengukur beberapa
tujuan pembelajaran sebelum postest sekaligus mengukur kemajuan peserta didik
sehingga dapat dilakukan perbaikan pembelajaran sebelum postest secara formal.
d.
Postest
Postest merupakan tes
acuan patokan untuk mengukur seluruh tujuan pembelajaram yang mencerminkan
tingkat ketercapaian hasil belajar.
6.
Mengembangkan
strategi pembelajaran
Pengembangan
strategi pembelajaran harus didasarkan pada karakteristik peserta didik dan karakteristik materi pembelajaran karena
tujuan pengelolaan strategi pembelajaran adalah memberi kemudahan dalam
mencapai tujuan pembelajaran.
Dalam
merencanakan satu unit pembelajaran, Dick & Carrey mengemukakan 3 tahap
yang harus dilakukan, yaitu :
a.
Mengurutkan
tujuan ke dalam pembelajaran, hal ini harus dilakukan karena strategi
pembelajaan merupakan wujud nyata untuk mengembangkan, mengevaluasi, dan
merevisi material pembelajaran sebagai dasar merencanakan kegiatan pembelajaran
sehingga lebih bermakna bagi siswa.
b.
Merencanakan
prapembelajaran, penyajian informasi, peran serta peserta didik, evaluasi, dan
kegiatan tindak lanjut;
Kegiatan
prapembelajaran dianggap penting karena dapat memotivasi peserta didik untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Penyajian informasi bertujuan untuk mengetahui
tingkat kedalaman materi yang harus dikuasai siswa. Keterlibatan siswa secara
aktif dalam pembelajaran juga akan mempengaruhi perolehan hasil belajar.
c.
Menyusun
alokasi waktu
Alokasi
waktu dijadikan pedoman bagi guru untuk melaksanakan pembelajaran dengan
efektif dan efisien.
7.
Mengembangkan
dan memilih material pembelajaran
Ada
3 pola yang sdirekomendasikan Dick & Carrey untuk merancang dan
menyampaikan pembelajaran, yaitu :
a.
Guru
merancang bahan pembelajaran dengan memasukkan semua tahap pembelajaran kecuali
pretest dan postest.
b.
Guru
memilih dan menyesuaikan bahan pembelajaran dengan strategi pembelajaran.
c.
Guru
tidak menggunakan bahan pembelajaran, ,elainkan menyampaiakn semua bahan
pembelajaran menurut strategi pembelajaran yang telah disusun. Pada pola ini, guru lebih bersikap fleksibel
terhadap perubahan isi, akan tetapi kurang efisiensi waktu karena banyak waktu
tersita untuk menyampaikan informasi.
8.
Mendesain
dan melaksanakan evaluasi formatif
Evaluasi
formatif berfungsi untuk mengumpulkan informasi atau data sebagai acuan
melakukan perbaikan pembelajaran.
Ada
3 fase pokok penilaian formatif menurut Dick & Carrey, yaitu :
a.
Fase
perorangan atau fase klinis
Fase
ini fokus pada penemuan kesalahan-kesalahan yang dilakukan peserta didik yang
dikumpulkan sebagai data untuk menempurnakan bahan pembelajaran.
b.
Fase
kelompok kecil
Sekelompok
siswa sebagai wakil cerminan populasi sasaran dikondisikan mempelajari bahan
secara mandiri, kemudian diuji untuk mendapatkan data yang diperlukan. Evaluasi
kelompok kecil dilakukan untuk mengetahui efektivitas perubahan yang telah
dibuat dan untuk mengetahui masalah-masalah yang dihadapi siswa jikan
menggunakan bahan pembelajaran tersebut.
c.
Fase
uji lapangan
Yang
ditekankan dalam uji lapangan adalah pengujian prosedur yang diperlukan untuk menyajikan
pembelajaan dalam keadaan yang nyata. Uji lapangan diperlukan untuk mengetahui
efektivitas perubahan-perubahan sebagai perbaikan dari penilaian perseorangan
atau penilaian kelompok kecil yang telah diupayakan.
9.
Merevisi
bahan pembelajaran
Merevisi
bahan pembelajaran dilakukan untuk menyempunakan bahan pembelajaran sehingga
lebih menarik, efektif, dan praktis dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran.
Revisi bahan pembelajaran dilakukan atas dasar hasil evaluasi formatif yang
telah dilakukan. Dick & Carrey mengemukakan 2 revisi yang perlu
dipertimbangkan yaitu revisi terhadap isi atau substansi bahan pembelajaran dan
revisi terhadap cara-cara yang dipakai dalam menggunakan bahan pembelajaran.
Untuk
keperluan bahan pembelajaran, ada 4 macam keterangan pokok yang menjadi sumber
dalam melakukan revisi, yaitu :
a.
Karakteristik
peserta didik dan tingkah laku masukan;
b.
Respon
langsung terhadap proses pembelajaran termasuk saat tes sisipan;
c.
Hasil
pembelajaran postest;
d.
Jawaban
terhadap kuesioner;
10.
Mendesain
dan melaksanakan evaluasi sumatif
Evaluasi sumatif
dilakukan untuk mengukur efektivitas dan efisiensi suatu desain pembelajaran
terhadap kegiatan belajar mengajar serta diarahkan pada keberhasilan pencapaian
tujuan pembelajaran.
Gambar
2 Visualisasi langkah desain pembelajaran model Dick & Carrey
Tidak ada komentar:
Posting Komentar