Rabu, 25 Januari 2017

NASKAH KHITOBAH MENSYUKURI NIKMAT ALLAH



TEKS KHITOBAH

Bissmillahhirohmanirokhim...
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh...
Hamdan wa syukron lillah, wa sholatu wa salamu ‘ala rasulillah, Amma Badu.
Dewan juri yang saya hormati serta teman-teman yang saya sayangi, perkenankan saya menyampaikan pidato dengan tema Mensyukuri Nikmat Allah.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah....
Saya ingin bertanya, mohon  teman-teman jawab ya.....
Siapa yang menciptakan bumi dan seisinya?
Siapa yang menghidupkan bumi dan seisinya?
Siapa yang memberi rizki bumi dan seisinya?
Yang menghidupkan dan mematikan bumi dan seisinya....
Teman-teman, yakinlah, seluruh nikmat yang kita rasakan ini hakikatnya berasal dari Allah swt. Keyakinan ini adalah awal dari rasa syukur kita kepada Allah. Bapak ibu bekerja dapat uang, maka nikmat uang itu bukan karena pekerjaan kita tapi karena Allah, dan bekerjanya adalah amal sholeh. Kita belajar dapat ilmu, maka ilmu hakikatnya dari Allah dan menuntut ilmu merupakan amal sholeh.
Teman-teman tahu apa artinya syukur? Syukur adalah berterimakasih dan memuji si pemberi nikmat yaitu Allah swt baik secara langsung maupun tidak langsung atas karunia dan kebaikan dari Allah.
Setelah kita yakin bahwa semua dari Allah, maka ucapkanlah rasa syukur itu dengan alhamdulillah... tiap kita melihat alam dan gunung yang menjulang tinggi, kita ucapkan alhamdulillah. Tiap bercermin, alhamdulillah ternyata kita masih ganteng tidak sama dengan yang di kebun binatang. Tiap selesai makan, alhamdulillah, kita masih diberi rizki. Tiap bangun tidur, alhamdulillah, kita masih bisa bangun. Semuanya Alhamdulillah. Jika kita bersyukur pasti Allah akan menambah rezeki kita. Ini janji Allah dalam Surat Ibrahim ayat 7 yang berbunyi :
  • لَئِنْ شَكَرْتُمْ لأزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Lainsyakartum la aziidannakum walainkafartum inna ‘adzabii lasyadiida.
“If you give thank (by accepting Faith and whorsipping none but Allah) I will give you more (of my blessings), but if you are thankless (disbeliever) verily! My punishment is indeed severe.”
“Sungguh bila kamu bersyukur atas nikmatKu akan Aku tambah nikmatKu kepadamu, namun apabila kamu mengingkari nikmatKu, sesungguhnya adzabKu sangat pedih.”
Untuk bisa bersyukur kita harus peka. Peka atas apa? Lihat dan rasakan apa yang ada di diri kita dan sekitar kita. Kita punya mata, sehat bisa melihat. Maukah teman-teman jual mata itu? 1 milyar? 2 milyar? Saya kira lebih baik bisa melihat daripada kaya tapi buta... betuuul? Kita punya telinga, sehat bisa mendengar. Teman-teman saya beli telinganya 500juta mau? Pasti menolak, kita lebih senang mendengar. Karena dengan mendengar, kita bisa tahu suara ayah yang berwibawa, suara ibu yang merdu, lembutnya alunan ayat Al Quran, dan sebagainya. Dan itu, lebih mahal dari uang jutaan rupiah!

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah....
Ada tiga cara yang dapat kita lakukan untuk mensyukuri nikmat Allah swt, yakni:
1.      Syukur bil qalbi, menyukuri dengan hati. Mengakui, mengimani, dan meyakini bahwa segala bentuk kenikmatan datangnya dari Allah swt;
2.      Syukur bil lisan, menyukuri dengan lisan. Perbanyaklah mengucap alhamdulillah (segala puji milik Allah) wasyukurillah (segala sykur milik Allah);
3.      Syukur bil arkan, mensyukuri dengan perbuatan. Yaitu dengan menunaikan perintah-perintah Allah dan menjauhi segala larangannya.
Syukur dengan hati, lisan, dan perbuatan in hendaklah tercermin dalam akhlak kita. Contoh cerminan sikap mensyukuri nikmat Allah adalah kisah nabi Sulaiman. Ingatkah teman-teman apa yang dikatakan Nabi Sulaiman saat ia mendapati singgasana Bilqis telah ada di sampingnya dalam sekejap mata? Ia berseru “ini adalah anugerah Allah. Dia bermaksud mengujiku, adakah aku bersyukur ataukah aku kufur.”
Atau kisah Raja Dzulkarnain yang memiliki prestasi spektakuler membangun benteng untuk menghalau serbuan Ya’juj Ma’juj, ia berkata, “Ini adalah rahmat dari Tuhanku”.
Sikap sebaliknya ditunjukkan oleh Qarun. Ketika kaumnya bertanya tentang sukses bisnisnya, dengan penuh ujub, sombong, dan takabbur ia berkata, “semua ini aku dapatkan semata-mata karena ilmuku, kepintaranku, kepiawanku”. Karena itulah ia diazab Allah. Na’udzubillah.
Kita harus bersyukur kepada siapapun yang telah berjasa dan menjadi perantara atas datangnya nikmat  Allah. Secara tegas Nabi Muhammad SAW bersabda :

Man lam yasykurunnas lam yasykurullah
“Barangsiapa yang tak mau bersyukur dan tak mau berterima kasih kepada sesama manusia, berarti ia tidak bersyukur kepada Allah”
Perkawis menika dados tuladha, hamba Allah menika kedah gadhah raos syukur dhumateng ngarsanipun Gusti Allah Ingkang Maha Agung.
Oleh karena itu, kita selaku hamba Allah yang begitu banyak mendapatkan fasilitas nikmat ini wajib bersyukur atas anugerahnya.Bahkan rasulullah pun tak henti-hentinya selalu berdoa dan berusaha untuk menjadi hamba yang selalu bersyukur.
Allahumma a’ini ‘alaa dzikrika wasyukrika wakhusnii ‘ibaadatika
“Ya Allah, tolonglah aku agar selalu mengingatMu, bersyukur kepadaMu, serta memperbaiki ibadahku...” aamiin...

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah....
Demikian pidato yang saya sampaikan, jazakumullah khoiron katsir atas perhatiannya. Kalau kita bermain galah, keselamatan jangan dilupakan, kalau ada kata yang salah, saya mohon dimaafkan.
Bilahi taufiq wal hidayah Wa ridho wal inayah sumasalamu’alaikum Wr. Wb

Naskah ini pernah ditampilkan dalam LMAPSI Tingkat Kecamatan Majenang dan Kabupaten Cilacap Tahun 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar