Selasa, 17 Januari 2017

SEPULUH LANGKAH MENDESAIN PEMBELAJARAN MENURUT DICK & CAREY




A.    Pendahuluan

Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang sistematis, yang semua unsur komponennya saling berkaitan erat satu sama lain untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan sistem ini adalah untuk menimbulkan belajar (learning). Pembelajaran yang berkualitas ditentukan oleh guru sebagai pengajar sekaligus perancang proses pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus mampu mengorganisasi pembelajaran dengan pedoman teori-teori belajar dan desain pembelajaran yang dapat menimbulkan minat dan motivasi peserta didik untuk belajar.

B.     Desain Pembelajaran Menurut Dick & Carrey 

Secara umum, penggunaan desain pembelajaran menurut Dick & Carrey sebagai berikut:
1.    Model Dick&Carrey terdiri atas 10 langkah dengan maksud dan tujuan masing-masing langkah jelas sehingga sesuai digunakan sebagai dasar untuk mempelajari model desain yang lain
2.    Sistem yang terdapat dalam 10 langkah desain Dick & Carrey ringkas namun padat berisi serta memiliki urutan yang jelas antar langkahnya.
3.    Langkah awal desainnya yakni mengidentifikasi tujuan pembelajaran  sesuai dengan kurikulum baik dasarm menengah, maupun perguruan tinggi.
Penggunaan model desain Dick&Carrey dalam pengembangan suatu mata pelajaran memiliki maksud sebagai berikut :
1.      Agar pada awal pembelajaran peserta didik memiliki gambaran tentang materi yang harus mereka kuasai pada akhir pembelajaran;
2.      Agar terdapat keterkaitan antara masing-masing komponen pembelajaran, misalnya antara strategi dengan hasil pembelajaran;
3.      Agar dapat menerapkan langkah-langkah dalam melakukan perencanaan desain pembelajaran
Sepuluh langkah desain pembelajaran menurut Dick & Carrey dijabarkan sebagai berikut :
1.      Mengidentifikasi tujuan umum pembelajaran
Sasaran akhir suatu program pembelajaran adalah tercapainya tujuan. Merumuskan tujuan umum pembelajaran harus mempertimbangkan karakteristik bidang studi, karakteristik peserta didik, dan kondisi lapangan. Menurut Dick & Carrey, tujuan pembelajaran adalah gambaran tentang apa yang dapat dilakukan peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.
Keuntungan yang diperoleh dari perumusan tujuan pembelajaran yang jelas adalah (1) meningkatkan efisiensi dan efektivitas siswa dalam belajar serta membantu memusatkan perhatian; (2) memudahkan guru dalam menentukan metode, strategi, media, dan langkah kegiatan pembelajaran; (3) memudahkan guru dalam menyusun evaluasi hasil belajar.
Beberapa pendapat paa ahli tentang rumusan tujuan pembelajaran diantaranya :
a.       Menurut Miarso, rumusan tujuan pembelajaran yang baik adalah menggunakan istilah yang operasional, berbentuk hasil belajar, berbentuk tingkah laku, dan jelas hanya menguukur satu tingkah laku.
b.      Menurut Mudhofir, rumusan tujuan pembelajaran yang baik adalah formulasi dalam bentuk yang operasional,bentuk produk belajar, dalam tingkah laku peserta didik, jelas tingkah laku yang ingin dicapai, hanya mengandung satu tujuan belajar, tingkat keluasan yang sesuai, rumusan kondisi jelas dan mencantumkan standar tingkah laku yang dapat diterima.
c.       Menurut Degeng, tiga komponen utama rumusan tujuan pembelajaran adalah perilaku, kondisi, dan derajat kriteria keberhasilan.
d.      Menurut Instructional Development Institut, disamping perilaku, kondisi, dan derajat keberhasilan, hal yang harus dipertimbangkan adalah sasaran.
2.      Melaksanakan analisis pembelajaran
Analisis pembelajaran sebagai acuan dasar untuk menentukan langkah-langkah desain berikutnya. Menurut Dick&Carrey, tujuan pembelajaran perlu dianalisis untuk mengenali keterampilan-keterampilan bawahan yang harus dikuasasi peserta didik untuk dapat belajar tertentu. Analisis pembelajaran akan memberi gambaran susunan perilaku khusus dari awal hingga akhir pembelajaran. Untuk mengetahuinya, dilakukan pendekatan hierarki yang menuntut peserta didik mampu memecahkan masalah atau melakukan kegiatan mengumpulkan informasi dengan cara baru, misalnya mengklasifikasi ciri-cirinya, atau menerapkan teori untuk memecahkan masalah.
3.      Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik siswa
Langkah ini diperlukan untuk mengetahui kualitas dan karakteristik individu peserta didik sehingga dapat dijadikan acuan menentukan strategi pengelolaan pembelajaran yang tepat. Aspek yang diungkap meliputi bakat, motivasi, gaya belajarm kemampuan berpikir, minat, dan kemampuan awal peserta didik. Kesemua aspek tersebut dapat digali melalui beberapa cara misalnya melalui teknik tes atau nontes (angket, kuesioner, dll)
4.      Merumuskan tujuan performansi
Menurut Dick&Carrey, tujuan performansi terdiri atas :
a.       Perilaku yang akan dikuasai oleh peserta didik sebagai hasil belajar;
b.      Keadaan dan kondisi yang menjadi syarat munculnya perilaku sebagai hasil belajar;
c.       Kriteria tercapainya perilaku yang diharapkan sebagai hasil belajar.
5.      Mengembangkan butir-butir tes acuan patkan
Tes acuan patokan terdiri atas soal-soal yang secara langsung mengukur istilah patokan yang dideskripsikan dalam tujuan khusus. Tes acuan patokan disebut juga tes acuan tujuan (objective reference test)
Pengembangan tes acuan patokan perlu dilakukan karena hasil tes pengukuran berguna untuk (1) mendiagnosis permasalahan kurikulum (2) memeriksa hasil belajar untuk menemukan kesalahan sebagai pedoman dilaksanakan pengulangan/remidial, serta (3) sebagai dokumen kemajuan belajar.
Dalam mengembangkan tes acuan patokan, Dick & Carrey merekomendasikan 4 macam tes, yaitu :
a.      Test entry behaviors
Test entry behaviors merupakan tes acuan patokan untuk mengukur keterampilan pada permulaan pembelajaran.
b.      Pretest
Pretest merupakan tes acuan patokan yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran untuk mengetahui tingkat penguasaan pengetahuan peserta didik terhadap keterampilan prasyarat.
c.       Tes sisipan
Tes sisipan merupakan tes acuan patokan yang melayani fungsi mengukur beberapa tujuan pembelajaran sebelum postest sekaligus mengukur kemajuan peserta didik sehingga dapat dilakukan perbaikan pembelajaran sebelum postest secara formal.
d.      Postest
Postest merupakan tes acuan patokan untuk mengukur seluruh tujuan pembelajaram yang mencerminkan tingkat ketercapaian hasil belajar.

6.      Mengembangkan strategi pembelajaran
Pengembangan strategi pembelajaran harus didasarkan pada karakteristik peserta didik  dan karakteristik materi pembelajaran karena tujuan pengelolaan strategi pembelajaran adalah memberi kemudahan dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Dalam merencanakan satu unit pembelajaran, Dick & Carrey mengemukakan 3 tahap yang harus dilakukan, yaitu :
a.       Mengurutkan tujuan ke dalam pembelajaran, hal ini harus dilakukan karena strategi pembelajaan merupakan wujud nyata untuk mengembangkan, mengevaluasi, dan merevisi material pembelajaran sebagai dasar merencanakan kegiatan pembelajaran sehingga lebih bermakna bagi siswa.
b.      Merencanakan prapembelajaran, penyajian informasi, peran serta peserta didik, evaluasi, dan kegiatan tindak lanjut;
Kegiatan prapembelajaran dianggap penting karena dapat memotivasi peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Penyajian informasi bertujuan untuk mengetahui tingkat kedalaman materi yang harus dikuasai siswa. Keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran juga akan mempengaruhi perolehan hasil belajar.
c.       Menyusun alokasi waktu
Alokasi waktu dijadikan pedoman bagi guru untuk melaksanakan pembelajaran dengan efektif dan efisien.

7.      Mengembangkan dan memilih material pembelajaran
Ada 3 pola yang sdirekomendasikan Dick & Carrey untuk merancang dan menyampaikan pembelajaran, yaitu :
a.       Guru merancang bahan pembelajaran dengan memasukkan semua tahap pembelajaran kecuali pretest dan postest.
b.      Guru memilih dan menyesuaikan bahan pembelajaran dengan strategi pembelajaran.
c.       Guru tidak menggunakan bahan pembelajaran, ,elainkan menyampaiakn semua bahan pembelajaran menurut strategi pembelajaran yang telah disusun.  Pada pola ini, guru lebih bersikap fleksibel terhadap perubahan isi, akan tetapi kurang efisiensi waktu karena banyak waktu tersita untuk menyampaikan informasi.

8.      Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif
Evaluasi formatif berfungsi untuk mengumpulkan informasi atau data sebagai acuan melakukan perbaikan pembelajaran.
Ada 3 fase pokok penilaian formatif menurut Dick & Carrey, yaitu :
a.       Fase perorangan atau fase klinis
Fase ini fokus pada penemuan kesalahan-kesalahan yang dilakukan peserta didik yang dikumpulkan sebagai data untuk menempurnakan bahan pembelajaran.
b.      Fase kelompok kecil
Sekelompok siswa sebagai wakil cerminan populasi sasaran dikondisikan mempelajari bahan secara mandiri, kemudian diuji untuk mendapatkan data yang diperlukan. Evaluasi kelompok kecil dilakukan untuk mengetahui efektivitas perubahan yang telah dibuat dan untuk mengetahui masalah-masalah yang dihadapi siswa jikan menggunakan bahan pembelajaran tersebut.
c.       Fase uji lapangan
Yang ditekankan dalam uji lapangan adalah pengujian prosedur yang diperlukan untuk menyajikan pembelajaan dalam keadaan yang nyata. Uji lapangan diperlukan untuk mengetahui efektivitas perubahan-perubahan sebagai perbaikan dari penilaian perseorangan atau penilaian kelompok kecil yang telah diupayakan.

9.      Merevisi bahan pembelajaran
Merevisi bahan pembelajaran dilakukan untuk menyempunakan bahan pembelajaran sehingga lebih menarik, efektif, dan praktis dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran. Revisi bahan pembelajaran dilakukan atas dasar hasil evaluasi formatif yang telah dilakukan. Dick & Carrey mengemukakan 2 revisi yang perlu dipertimbangkan yaitu revisi terhadap isi atau substansi bahan pembelajaran dan revisi terhadap cara-cara yang dipakai dalam menggunakan bahan pembelajaran.
Untuk keperluan bahan pembelajaran, ada 4 macam keterangan pokok yang menjadi sumber dalam melakukan revisi, yaitu :
a.       Karakteristik peserta didik dan tingkah laku masukan;
b.      Respon langsung terhadap proses pembelajaran termasuk saat tes sisipan;
c.       Hasil pembelajaran postest;
d.      Jawaban terhadap kuesioner;

10.  Mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif
Evaluasi sumatif dilakukan untuk mengukur efektivitas dan efisiensi suatu desain pembelajaran terhadap kegiatan belajar mengajar serta diarahkan pada keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran.

Gambar 2 Visualisasi langkah desain pembelajaran model Dick & Carrey

Tidak ada komentar:

Posting Komentar